Default Image

Lonjakan Suara PSI Dinilai Janggal, KPU Klaim Rekapitulasi Diawasi

Oleh
Diterbitkan pada 3 Maret 2024 15.19 WIB
Lonjakan Suara PSI Dinilai Janggal, KPU Klaim Rekapitulasi Diawasi

rekapitulasi-surat-suara-7_169.jpeg 51.07 KB
Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali angkat suara soal kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara signifikan dan dianggap janggal dalam waktu kurang dari dua hari.
Komisioner KPU, Idham Kholik memastikan proses rekapitulasi berjenjang yang saat ini sedang berlangsung mulai tingkat kecamatan telah diawasi secara ketat. Bukan hanya oleh Bawaslu dan saksi, namun juga oleh masyarakat dan jurnalis.

"Proses rekapitulasi secara berjenjang dilakukan secara terbuka tidak hanya disaksikan oleh saksi dan diawasi oleh Bawaslu, tetapi dipantau oleh pemantau terdaftar dan disaksikan oleh masyarakat serta diliput oleh jurnalis media," ucap Idham saat dihubungi, Minggu (3/3).

KPU, kata Idham, baru akan mengumumkan secara resmi hasil Pemilu dan Pilpres 2024 setelah rekapitulasi tingkat nasional rampung pada 20 Maret mendatang.

Menurutnya, UU Pemilu telah memerintah KPU beserta badan ad hoc, seperti PPK di daerah melakukan rekapitulasi secara berjenjang. Kata Idham, rekapitulasi tersebutlah yang akan ditetapkan oleh KPU secara resmi. Sementara, Sirekap tak lebih hanya alat bantu publikasi foto formulir model C.Hasil yang diunggah oleh KPPS.

"Data resmi hasil pengitungan perolehan suara peserta pemilu adalah berdasarkan hasil rekapitulasi berjenjang. Mari kita tunggu hasil rekapitulasi berjenjang tersebut sampai dengan selesai," katanya.

Koalisi Masyarakat Sipil menduga kuat penghitungan suara telah direkayasa untuk mewujudkan keinginan Jokowi, yaitu memenangkan paslon Prabowo-Gibran, meloloskan PSI ke parlemen, dan menggerus suara PDIP.

Sementara, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menilai peningkatan suara PSI dalam beberapa jam terakhir sebuah hal wajar.

Grace mengingatkan penghitungan suara masih berlangsung. Menurutnya, masih ada sekitar 70 juta suara yang belum masuk Sirekap. Sebagian suara yang belum masuk pun adalah basis massa PSI.

"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," ujarnya.